Selasa, 12 Agustus 2008

Superstitions.....

Betul ndak nulisnya? Kemarin sambil setrika baju nonton Grey's anatomy (mbok mbok bgt yah...) pas episodenya superstitions...Jadi inget jaman ko ass dulu, di GA (grey's anatomy) dr. Burke punya topi operasi yang kalau dia ga make topi itu jalanin operasinya gimanaa gt..nah saya jadi keingetan seorang teman sebut saja YT yang punya baju keberuntungan yakni baju bergambar bebek kuning. Tiap kali ujian dia pasti memakai baju itu dan memang percaya tidak percaya (ndak boleh percaya :-)) hasilnya memuaskan. Suatu ketika jemurannya dicolong orang, termasuk baju bebek kuning itu...padahal ujian di bagian yang cukup sulit. Awalnya agak kelabakan tapi akhirnya menemukan pengganti si baju yakni sebuah gantungan kunci bentuknya bebek kuning, maka nyamanlah ia pas ujian. Kalau jimat saya lain lagi, semenjak meninggalkan rumah saya selalu membawa sekantong tanah dari halaman depan. Menurut almarhum bapak "biar betah neng!". Sampai sekarang saya di tanah papua sekantong tanah masih saya bawa-bawa. Atau adalagi kerudung bunga-bunga yang sudah dekil tapi selalu saya pake pas ujian dulu.
Dekat ke musyrik yah? Iya ga siy? Tapi buat saya si itu untuk membuat rasa nyaman aja, sama seperti dr.Burke kalau lagi operasi dengan topi jimatnya. Teman-teman punya "jimat" yang aneh ndak?

Rabu, 06 Agustus 2008

Minggu, 03 Agustus 2008

Fwd: Naik pesawat

Beberapa hari yg lalu saya melihat beberapa pemberitaan yang menayangkan ilustrasi detik-detik terakhir pembicaraan antara pilot dan co-pilot pesawat Adam air yang jatuh di perairan Majene. Jujur, sebagai orang awam saya merinding dan ngeri mendengarnya. Apalagi ketika sang kapten mengatakan sedang menerbangkan "pesawat bambu". Apa pesawat bambu? Dalam hati kecil saya terbesit pikiran "jangan-jangan pesawat yang pernah saya tumpangi pun seperti ini". Saya tidak menyalahkan Adam air dalam hal ini, karena sepengetahuan saya (maaf kalo salah) tiket yang mahal tidak menjamin kita naik pesawat yang baru. Contohnya saja waktu saya ke kota J memakai maskapai B air yang harganya lebih mahal Rp. 600.000 dari maskapai L air ternyata pesawat yang dipakai justru lebih baru maskapai L air. Disini saya justru menyesalkan tindakan media yang menyiarkan ilustrasi tersebut. Kenapa tidak KNKT saja yang mengeluarkannya? Kalau di luar KNKT ilustrasi itu dibuat, apa gunanya ada tim tersebut?. Ah mungkin saya saja yang merinding melihat ilustrasi itu.