Sabtu, 15 Februari 2014

Di pekatnya malam

        Rey menatap blackberry, menatap tabletnya. Memegangnya satu persatu. Galau, sedih campur jadi satu. Mari kita alihkan perhatian pikir Rei. Mulailah dibuka buku yang baru ia dapatkan tadi pagi. Isi kepala belum teralihkan ia berpindah ke laptop tersayang, teman sejati di kala gundah. Mulailah ia menggulirkan cerita bagai embun yang meluncur indah di dedaunan. Apakah aku salah mencintai orang ya Tuhan? ia ketikkan kalimat itu pada halaman pertama. Ah rasanya tidak, akusudah fikirkan masak - masak lelaki mana yang akan kucintai batin Rei. Namun Rei mengingat kembali perubahan yang ada. Hambar fikir Rei, hambar dan harus bersabar itu yang ia rasakan.
        Rasanya Rei ingin beralih ke blackberrynya menuliskan pesan untuk yang ia cintai :
- maafkan aku yang sering mengeluh
- maafkan aku yang berkutat dengan sekolahku
- maafkan aku yang telah menghabiskan uangmu
- maafkan aku yang tidak menjaga tubuhku
- maafkan aku yang tidak langsing lagi
- maafkan aku yang tidak bisa memasakkan masakan kesukaanmu
Namun Rei kembali mengurungkan niatnya. Buat apa? toh usahanya selama ini tidak pernah membuahkan hasil toh iya tidak akan mengerti apa yang aku mau fikir Rei.
Rei kembali menerawang berbulan - bulan lamnya ia memendam rindu. Aku juga manusia biasa fikir Rei. Wanita biasa. Aku butuh kasih sayang, butuh diperhatikan. Namun berdenging di telinga Rei "ah anak kecil sekali ini kau Rei."
Tak terasa air mata Rei menetes....air mata yang sudah berhari - hari membasahi hati Rei. Aku menunggu berbulan - bulan, bahkan kau tidak pernah menanyakan perasaanku padamu, bahkan kau tidak pernah menghampiriku. Bayangan malam itu melintas di kepala Rei malam ketika Rei berjanji sejak saat itu apapun yang terjadi dia tidak akan pernah mengungkapkan isi hatinya mengungkapkan kerinduan. Biar waktu saja yang menjawab harga diri ini terlalu mahal untuk digadaikan untuk sebuah belaian kasih yang sebenarnya adalah hak dia.
Air mata terus mengalir....air mata yang tidak pernah Rei sangka asalnya......
             "Maafkan aku sayang ....aku banyak kekurangan semakin banyak kekurangan, tapi cintaku tak kan               pernah berkurang bahkan saat - saat malam kau mengacuhkanku, bahkan saat kau mendiamkanku,               bahkan saat aku dengan duniaku"